CELANA DALAM BESI
“Ahhh sumpek!! Huhuuuu!!!”
“Set
dah! Kenapa si lu uring-uringan udah kaya orang hamil!” protes seorang sahabat
di sampingnya.
“Ahhh!!!
Yuuu!! Hu huhuhuuuu!!! Gw bingung pokoknya!” Gadis mungil itu menarik-narik
tubuh sahabatnya, seakan-akan minta diperhatikan atau entah mengapa aku juga
bingung. Sahabatnya pasrah tapi tidak menghiraukan.
“Bodo
amat lah, guling-guling di jalan juga ga bakal gw tolong” sahabat itu
menggerutu kesal.
“Astagfirullahhhhhhh!!!
Biru! Bego lu!” matanya membelalak melihat gadis yang dipanggilnya terguling
guling di jalan. Tepatnya di tengah jalan di taman kota ini.
“Set
dah! Mimpi apa gw punya temen kaya lu!” Ia membopong Biru di pundaknya yang kerempeng.
Tak dihiraukannya pandangan orang-orang pada mereka berdua yang dianggap berada
di atas kenormalan.
“YUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!”
& & &
“BUKK!!”
“Aduhhh!!!
Duhh!!!” Nyeri dirasakan di sekujur tubuhnya. Dipandangnya lelaki yang
melakukan itu padanya dengan sedikit ketakutan.
“Awas
ya lu kaya begitu lagi!!”
“Ahhhh
Yuu mah sakit tau. Pelan-pelan kenapa, dengan penuh kehangatan.” Belum hilang
rasa sakit karena terhempas terlalu kencang. Kepalanya didorong ke belakang
dengan kerasnya.
“Yuu!!!!
Jangan tinggalin Biru!!””
“Lepasin
ga lu!!!” Tubuh Biru menggelayut di kaki sahabatnya. Yuu berusaha melepaskan
rengkuhan erat Biru. Tapi sama sekali tak berhasil karena Biru adalah jelmaan
lelaki bertubuh perempuan alias bertenaga kelelak-lakian.
“Ihhh,
kalian berdua apa-apaan si, mainannya kaya anak kecil begitu?”
“Pengemis
ni ma!” Biru tersenyum tak bersalah pada mama yang kebingungan melihat anaknya
menyeret sahabatnya selayaknya menyeret hewan peliharaan.
“Ya
Allah, lu kenapa si? Dari tadi bikin masalah aja ni?” Bayu menghempaskan diri,
menyerah tak berdaya di sofa setelah berusaha menyeret hewan peliharaan selama
1 meter jauhnya.
“Lu
ga tahu penderitaan gw selama ini!! Dan ga bakal pernah mengerti!”
”Ape
si lu lebay amat” Cetus Bayu yang tak peduli pada isak Biru di kakinya
“Lu
emang ga peduli sama gw, gw uda kaya begini tapi lu .. apa huh!” Biru
melepaskan genggamannya. Ia termenung seakan meratapi nasibnya yang benar-benar
hancur. Ia terdiam lama tak menghiraukan Bayu yang percaya tak percaya akan keluhannya.
“Heh,
lu serius?”
“Ha!!!
Bayu ketipu!! Ye ye ye! Ketipu!!” teriak seseorang di dalam imaginasinya, namun
kenyataannya … Biru masih tertunduk lesu di samping kaki nya.
“Lu
kenapa, Biru?” Tak ada jawaban
“Woi?
Cerita ke gw, gw kan sahabat lu. Siapa tahu gw bisa bantu.” Tetap tak ada
respon
“Biru?”
Bayu mengangkat wajah sahabatnya dengan lembut
“Kenapa,
ayo cerita..”
“Tapi
janji, jangan bilang siapapun” Bayu berharap ia tak tertawa melihat wajah Biru
yang memelas lucu. Ia hanya mengangguk mantap.
“Lu
nyium sesuatu yang ga sedap ga?”
“Ha?”
Bayu sama sekali tak mengerti kata-kata yang akhirnya keluar dari sahabatnya
“Dari
tadi lu nyium sesuatu ga, kaya tape gitu?”
“Ha?
Tape?” Respon yang sangat lemot dan sangat lamban
“Nyium
ga, ihhhhh sebel gw!!!”
“Aduh!!
Ga usa pake nabok dong. Gw kan lagi mikir maksud lu itu apaan!” Bayu meringis
kesakitan menerima hentakan maut dari wanita bertangan besi itu. Hidungnya mulai
mengembang kempis tak karuan, mendeteksi bau yang dimaksud Biru.
“Tape
apa si. Ada juga kaya bau busuk!” Bayu menyahut cuek
“AHHHHH!!!”
“Buset
dah ni orang dari tadi! Kenapa si lu pake teriak segala!” kekagetan Bayu tak
sebanding dengan kekagetannya beberapa menit kemudian saat melihat sahabatnya
mulai menangis
“Eh
eh, lu kenapa? Lu becanda kan?”Biru tak bergeming. Tatapannya kosong
“Lu
kenapa hei. Bilang sama gw” Bayu memaksa wajah Biru untuk menatap matanya. Biru
menatapnya dan berusaha mengucapkan sesuatu
“Aduh
gw ga ngerti lagi. Kencengan dikit dong”
“HUAAAHUAAA
HUUUUHUUU HUUU”
“Astagfirullah
bocah! Bukan nangisnya yang kenceng, tapi lu cerita masalah lu yang agak
kencengan dikit” Biru menyembunyikan tawanya walau ia masih menangis
“Woooo!!
Cepet cerita!”
“Begini
… sebenenarnya bau tape atau bau busuk itu dari bla bla bla” Biru bercerita
sangat lengkap tanpa jeda
“Astagfirullah
kok bisa si!?” Bayu sangat kaget mendengar cerita sahabatnya
“Karena
aku bla bla bla”
“Lalu
bagaimana dong solusinya?” Biru tertunduk lesu
“Ke
dokter?” Tanya Biru yang hanya dijawab dengan gelengan lemah sang sahabat
Mereka
memecahkan masalah itu dengan keheningan tanpa gerak dan kata. Dan untuk
pertama kalinya mereka termenung lama
&&&
“Sssttt
sssstttt” Sebuah suara memanggil seorang gadis yang sedang berjalan di lorong
sekolah
“ha?”
“Sini
..” Panggil lelaki misterius itu. Ragu ragu sang gadis mendekatinya. Matanya
membelalak saat tahu identitas lelaki misterius itu
“Ga
usa pake meluk segala. Emang gw guling” Kata lelaki itu mendorong tubuh sang
gadis menjauh darinya
“Nihhh
dipake”
“Buat
apa?!!” hampir saja sang gadis menjatuhkan barang yang diberi lelaki misterius
“Uda
pake. Bisa nyelesain masalah lu ko” sang gadis mengernyit
“Emang
iya?”
“Percaya
sama gw” Bayu berlalu. Biru terdiam melihat test pack yang ia genggam
&&&
“Baik
anak anak. Saatnya pulang. Terima kkasih atas perhatinnya. Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.” Sang Gadis itu menyelesaikan tugasnya dengan baik
sebagai ketua
“Diiket
dulu tali sepatunya ketua kelas, lepas tu.” Tegur sang guru pada sang gadis
yang ingin menyalaminya
“Hati
hati pulangnya ya. Kalian bareng terus, kompak banget dua siswa ibu ini”
“Iya
kan dia pembantu saya bu” Jawab Bayu asal
“Makasi
ya bu. Pulang ya bu. Asslamualaikum” pamit Biru pada gurunya
“Bu?
Kenceng amat salamannya?” Hening tak ada jawaban
“Bu?”
Sang guru yang masih menggenggam erat tangan Bayu sama sekali tidak
mengindahkan panggilan Bayu
“Bu?
Bu? Biru sakit ni. BU?!” Biru meringis kesakitan
“BUUUU??!!!”Mata
gurunya bergerak tajam menatap Biru
“Itu
milik kamu?” Tanyanya menunjuk sebuah benda di dekat kaki Biru
Biru
terdiam kaku. Wajah Bayu tak kalah pucat dengan wajah Biru. Mereka sadar hari
akan terasa semakin panjang dan tengang
&&&
“Apa
sih maksud kamu? Dari tadi kalian berdua bicara bersamaan. Ibu tidak mengerti.
Ibu butuh cerita jujur. Jangan jangan ini hanya taktik kalian untuk mengalihkan
masalah?” Sang guru sudah pusing saat melihat tespec berhasil negative di
hadapannya. Suasana sangat tegang. Kepala sekolah, ibu guru, Bayu dan Biru
terperangkat dalam kantor yang terasa sangat panas meskipun AC sudah
menunjukkan suhu 16C
“Tapi
itu sudah jujur bu” mereka berdua menjawab bersamaan
“Iya
ibu percaya. Tapi ibu tidak mengerti dengan kata kata yang kalian ucapkan.
Ucapkan dengan jelas. Bahasa manusia”
“Tapi
buuu”
“BRAKKKK!!!!
K-A-T-A-K-A-N D-E-N-G-A-N J-U-J-U-R” Keduanya terdiam pucat pasi.
Dengan ketakutan Biru mendekati tubuh gurunya
“Begini
bu.. Bla bla bla”
Mata
ibu guru terbelalak spontan menatap Bayu
“Lalu
saya bla bla bla”
Mulut
ibu guru ternganga lebar
“Maka
dari itu Bayu bla bla bla”
Kepala
ibu guru menunduk lemas
“Kamu
ikut ibu sebentar” Ditariknya tangan Biru kencang dan kasar. Bayu hanya
tertunduk lesu menerima pandangan tajam dari kepala sekolah
“Apa
yang sudah kalian berdua lakukan. Kalian baru anak SMP, tapi sudah berani
beraninya melakukan hal yang sangat sangat sangat…..” Sang Kepala Sekolah
menunduk lesu
“YA
ALLAH YA GUSTI, cobaan apa yang Engkau berikan pada kami” Kepala Sekolah
memijit mijit kepalanya yang terasa terbakar. Bayu pun ingin menangis,, tapi ia
tak mengerti apa yang harus ia tangisi
“Kamu
harus tahu Bayu, kalian bisa saya keluarkan dari sini karena perbuatan kalian
itu”
“Bapak
..” Ibu guru menyela Kepala Sekolah yang sedang menunjuk Bayu
“Bagaimana
ibu. Apakah benar Biru hamil? Apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan
masalah ini? Bagaimana kita bisa menutup kasus ini dari pembicaraan masyarakat?
Mau ditaruh mana muka saya sebagai kepala sekolah untuk ujian yang sangat besar
ini? Bisa bisa nama sekolah kita akan tercoreng dan kita akan kehilangan banyak
calon murid baru. Bagaimana dengan ..”
“Bapak
..” Sela ibu guru menepuk lengan Sang Kepala Sekolah
“Biru
tidak hamil”
“Bagaimana
ibu tahu, Ibu bukan dokt..”
“Tapi
saya seorang wanita ..” Sela ibu guru dengan senyum kemenangan
“Baiklah,
kalau begitu jelaskan dengan jelas kepada saya” Kepala Sekolah membalikkan
badan seolah ingin menutupi kemaluannya
“Biru
hanya keputihan akut karena jarang mengganti celana dalamnya. Sehingga celana
dalamnya sobek karena keputihan tersebut. Keputihan tersebut juga menimbulkan
bau tidak sedap. Maka dari itu Bayu mencium bau tersebut jika di dekat Biru”
Kepala
Sekolah menganga menatap Biru
“Apa
betul Biru?” Biru mengangguk malu
“Lalu
kenapa kamu pakai test pack segala?”
“Kami
kira bisa menyembuhkan Biru pak” Jawab Bayu cepat
“Besok
akan bapak belikan celana dalam besi supaya celana dalam kamu tidak robek lagi”
Ibu
guru hanya membelalakkan matanya
“Hah,
Solusi yang aneh”